Minggu, 25 Juli 2010
Terkecoh, Bawa Ketegangan
Saya telah melihat & menjelajahi content akun fb & blog anda. Saya tertarik dengan Film - Film Korea, khususnya tema kolosal kerajaan (politik, strategis, filosofi, perang), seperti film tiga kerajaan (Goguryeo, Silla & Baekje). Itu dimulai dengan menonton film seri Jumong, The Kingdom of The Winds, dan Dae Jouyung (film seri). Ceritanya cukup menarik & hal itu beranjak dari dokumen sejarah baik dari Samguk Sangi atau Dokumen Dinasti China. Film kategori fiksi, namun tidak meninggalkan sisi ilmiah dan banyak pengetahuan yang dapat dipelajari serta menampilkan sisi artistik (estetika yg baru & khas oriental).
Konstruksi Film
Saya sendiri, untuk menonton film versi movie korea masih sedikit. Bahkan belum pernah nonton film-film korea di bioskop serta dalam bentuk DVD Player. Namun ada pengalaman yang cukup menarik tidak sengaja saya lakukan perihal itu. "A Frozen Flower" itulah pertama kali saya nonton film versi movie korea. Saya berkeinginan memutar DVD-nya karena saya tertarik pada cover film yang menggambarkan tentang kerjaan Chosun (akhir Dinasti Chosun).
Dalam benak saya film tersebut tentunya akan sama karakter/setipe dengan film-film kolosal kerajaan seperti di atas. Bercerita tentang kekuasaan feodal, strategi, militer, perang dan politik. Ternyata ekspektasi sangat berbeda jauh, hampir semua cerita tentang kisah asmara/percintaan. Durasi adegan seksual begitu mendominasi dan fulgar (tentunya sangat berbeda dgn film-film seks yang pernah saya tonton). Hampir 1-1/2 jam saya terpukau dengan adegan seks antara Permaisuri dengan Kepala Pengawal Istana yang kebetulan merupakan pasangan homoseksual Pangeran kerajaan. Permaisuri melakukan hubungan seksual dengan Kepala Pengawal Istana karena Pangeran Kerajaan mengalami penyimpangan seksual.
Tuntutan biologis Permaisuri itulah, Pangeran mempercayakan Kepala Pangawal Istana (tangan kanan pangeran) untuk memenuhi hasrat dan kewajiban seksual kepada Permaisuri. Dengan syarat, jangan ada cinta yang tumbuh antara Kepala Pengawal Istana karena ia adalah pasangan homoseksual yang dicintai.
Pangeran menyaksikan setiap malam saat Permaisuri dan Kepala Pengawal Istana melakukan hubungan seksual. Pada malam pertama, Sang Permaisuri begitu dingin dan meneteskan air mata saat harus melalui malam pertama bukan dengan suami. Perlahan, helai demi helai busana Permaisuri dilucuti oleh Kepala Pengawal Istana sambil merebahkan badan istri Pengeran itu. Ia agak canggung, penuh keraguan dan sedikit kikuk, berat untuk pertama karena harus meniduri Permaisuri tidak lain adalah atasanya. Ketika akan melakukan itu ia sempat menolehkan wajak ke arah intu luar melihat bayangan sang Pangeran, tuan sekaligus lawan homoseksual.
Perlahan tapi pasti, ia mulai menindih istri pertama pemimpin kerajaan Dinasti Chosun. Sentuhan lembut tangan menghampiri wajah perempuan yang tampak tak berdaya dengan perasaan sedih dan dingin. Dalam hatinya Permaisuri menghendaki disetubuhi oleh suaminya. Ia pun tak membalas kecupan di bagian telingan dan bibir. Tak luput juga tangan lawan persetubuhan itu juga mengelus payudara yang masih terbungkus BH ala pakaian adat kerajaan. Malam petama itu tidak berlangsung lama, Kepala Pengawal itu menghentikan aktivitas foreplay dan mengurungkan untuk melakukan persetubuhan pada malam itu karena sikap dingin yang ditunjukan Permaisuri. Lantas ia meninggalkan Permaaisuri yang terlunglai dingin dengan bersimbah air mata di rangjang. Ia menuju keluar kamar dan menghampiri Pangeran yang berada di belakang pintu luar.
Pangeran memberikan penjelasan bahwa ia harus tetap dan memaksakan diri untuk dapat melakukan hubungan seksual dengan istrinya. Kegagalan malam itu dijelaskan oleh tangan kanan itu "Sungguh hal yang tidak mudah harus menyetubuhi tuanku sendiri, istri Pengeran dan pasangan homoseksualku". Memang sebelum malam itu mereka berdua telah melakukan hubungan percintaan yang tidak lazim. Setiap malam mereka selalu tidur seranjang.
Lalu tibalah malam itu, Kepala Pengawal harus melaksanakan perintah Pengeran. Permaisuri juga tidak bisa menolak perintah itu. Mau tidak mau ia harus berhubungan intim untuk mendapatkan keturunan.
Malam kedua jauh berbeda dengan sebelumnya, Permaisuri mulai lunak dan meciptakan suasana lebih relax, ia sendiri melucuti pakaian (alias bugil). Ia juga melucuti sendiri pakaian Kepala Pengawal, dan awalnya mereka berdua masih menujukan sikap dingin dan penuh keraguan. Beberapa saat setelah saling pandang tubuh keindahan masing-masing keindahan tubuh bugil mereka suasana perlahan mencair. Ketelanjangan itu menimbulkan rangsangan dan gairah diantara meraka. Terutama Sang Pengawal, sebenarnya ia merupakan laki-laki normal dan berwajah rupawan serta mempunyai kemampuan dan kecakapan pedang luar biasa.
Kembali pada adegan seksual yang akan saya gambarkan. Sungguh tidak dapat dipercaya, seorang pembantu atau bawahan menerima kepasrahan dan bentuk tubuh bugil yang indah Permaisuri. Ia begitu terlihat terangsang. Istri Pangeran tampak tersentak kaget dengan gerakan atau ulah bawahanya itu. seperti binatang buas yang kelaparan. Ia langsung menyergap dan melalap keindahan tubuh bugil itu. Mulai dari menjilati wajah, leher, perut, paha hingga bagian vital Permaisuri dengan ganas. Tidak itu saja, ia mecium bibir dan mengkulumnya sambil tangan sang pengawal meremas-remas payudara yang tampak mulus dan mengencang. Ulah buas dan liar itu mulai membuat perubahan nafas Permaisuri yang mulai tidak beraturan. Desahan dan rintihan mulai terdengar nyaring ke telinga Pangeran yang tetap menunggu di balik pintu luar kamar. Pangeran tampak gelisah, jelas wajahnya menujukan sebuah conflict of interest. Satu sisi ia harus merelakan tubuh sang istri dikoyak dan dinikmati oleh pasangan homoseksualnya (orang yg dicintai).
Perlahan Permaisuri mulai mengikuti irama permainan, ia membalas gerakan eksplosif yang begitu liar dan serakah dari lawannya dengan desahan nafas yang tidak beraturan dan semakin mengeras. Bahkan malam itu untuk pertama kali alat vital mereka berdua saling bertemu dan melakukan eksplorasi serta eksplotasi untuk mencapai pucuk kenikmatan seksual. Dan kala hantaman pertama sang Permaisuri setengah menjerit. Entah itu sakit atau nikmat, hanya dia yang dapat menjelaskan langsung. Menurut saya adalah jeritan nikmat yang luar biasa yang sulit terbendung. Kenikmatan yang seharusnya tidak terjadi (haram), menjadi halal ketika itu merupakan perintah.
Dalam kerangka sistem feodal ucapan dan perintah raja merupakan titah, setara dengan hukum langit. Bagi mereka yang membantah dan tidak melaksanakan perintah dianggap sebagai pembelot hingga pemberontak. Hukuman yang setimpal adalah mati dengan penggal kepala dihadapan Pengadilan Istana, yang notabene diduduki oleh pejabat sipil. Tapi keputusan mutlak di tangan raja.
Setelah mecapai masa orgasme, desahan dan rintihan mulai menyepi. Mereka tampak terkapar kelelahan, dimana tubuh Kepala Pengawal masih pada posisi menindih Permaisuri. Dan terlihat pula mereka belum memisahkan cengkraman masing-masing alat vital mereka.
Beberapa saat kemudian stamina mereka mulai pulih, keduanya tampak merapikan badan dengan busana masing-masing. Sang Permaisuri masih kelihatan lemas dan menunjukan wajah yang berbinar-binar. Mungkin dalam pandangan saya bahwa se-lelah apapun dan menguras banyak stamina, hubungan seksual dapat melancarkan sistem peredaran darah dan metabolisme. Hal itulah yang membuat seseorang semakin sehat dan bugar lahir-batin jika dilakukan secara teratur dengan batas-batas kewajaran. Bahkan ada mitos, hubungan seksual mampu memperpanjang life expectancy, khusus pria (dikutip dari beberapa artikel).
Pengawal meninggalkan kamar Permaisuri untuk menghampiri Pangeran yang telah menunggu selama mereka berhubungan intim. Di dalam ruangan kamar Permaisuri terdiri dari dua bagian, yaitu kamar tidur yang tersekat dengan selasar mirip ruang tamu di kamar hotel, khusus untuk bercakap-cakap dua tau tiga orang saja. Sesaat sebelum meninggalkan, ia tampak memandang penuh rasa Permaisuri.
Hubungan seksual malam itu tampaknya membuat perubahan drastis. Hampir tiap malam ia membayangkan kejadian malam itu. Ia tampak masih merasakan dan menikmati memory kelembutan tiap sentuhan seksualitas malam itu. Hubungan seksual dengan Pangeran pun tidak berubah & mereka tetap melakukan secara rutin setiap Pangeran menghendaki.
Perubahan itu dirasakan oleh Pangeran karena setiap malam mereka tidur bersama. Hubungan seksual itu telah membuat sikap tangan kanan-nya. Ia sedikit dingin dan tidak fokus ketika mereka sedang bercumbu layak pasangan normal. Tidak seperti sebelum kejadian malam itu, ia akan selalu antusias dan bersemangat melayani nafsu pangeran dengan gaya permainan yang berimbang. Kali ini ia menampakan suasana hati resah dan galau setiap tidur.
Pada suatu pembicaraan, Pangeran mengingatkan kepada orang kepercayaannya itu tentang komitmen dalam melaksanakan perintah. "Jangan sekali-kali kau jatuh cinta padanya karena dia adalah istriku. Jika itu terjadi aku tidak akan memaafkan".
Beberapa hari kemudian dalam suatu kesempatan, Kepala Pengawal itu meniatkan diri untuk berbicara hal yang serius kepada Pengeran. Ia saat ini tidak dapat membendung lagi gelora dan hasrat yang berbeda terhadap Permaisuri setalah berhasil melaksanakan perintah pada tahap pertama. Ia memutuskan untuk mengatakan hal yang sebenarnya kepada Pangeran tentang perasaan itu. Akhirnya ia utarakan.
Pangeran tampak begitu kecewa dan bersedih. Atas perubahan itu. ia memutuskan untuk memohon agar pangeran menghentikan perintahnya. Ia tidak sanggup menolak perubahan dan menghianati kepercayaan selama ini. Pangeran tetap tidak bergeming, ia tetap memerintahkan untuk tetap melanjutkan. Ia tak berdaya untuk menolak dan harus tetap melaksanakan perintah itu.
Perintah itu sendiri hanya diketahui oleh Pengeran, Permaisuri dan Kepala Pengawal itu sendiri. Ini merupakan operasi rahasia, hal itu tidak terjelaskan pada film itu karena subtittle tidak berjalan lancar dan benar. Saya kehilangan bagian terpenting sebagai penjelasan atas operasi itu. Seiring waktu operasi itu terendus oleh salah satu Kasim Permaisuri. Karena pada saat bersetubuhan yang kedua itu tidak sengaja Kasim itu mendengar dan menyaksikan dari balik pintu luar kamar Permaisuri hubungan seksual yang semakin panas. Kasim itu sendiri adalah pelayan khusus Pangeran dan Permaisuri. Syarat untuk menjadi seorang kasim istana, sejak kecil sudah didik tata krama. Dan syarat paling ekstrim, alat vital calon kasim sudah dikebiri sejak kecil. Karena setelah menjadi kasim, seseorang tidak boleh menikah. "Oh Tuhan, sama saja sudah mati jika tidak punya alat vital".
Pertadingan kedua itu, Permaisuri begitu terlihat tidak sabar dan trengginas (lebih liar dan mengambil inisiatif dalam permulaan permainan hubungan seksual). Ia mengambil kendali permainan dan menciptakan gerakan-gerakan atau pola-pola baru dari pertandingan pertama. Mereka berdua tampak begitu menikmati dan saling terpuaskan. Seolah seperti pasangan muda yang dimabuk asmara dan haus akan kenikmatan seksual. Bahkan ia mengambil inisiatif memainkan pola menindih, Pengawal berada di bawah sementara Permaisuri duduk dengan posisi memainkan alat vital laki-laki pada alat vital-nya, mirip gerakan senam lantai scott jump. Sedikit ekstrim menerapkan pola 69, masing-masing melakukan serangan oral seks.
Tahap demi tahap hubungan seks itu berjalan rutin. Hubungan seksual itu tidak hanya dilakukan di kamar Istana pada jadual yang telah ditentukan secara berkala oleh Pangeran. Frekuensi semakin meningkat di luara jadula yang telah ditentukan. Gairah Permaisuri sulit untuk dibendung lagi. Pernah ia meninggalkan acara menuju ruang perpustakaan istana. Ia menyuruh kasim untuk mengatarkan pesan kepada Kepala Pengawal untuk lekas menuju perpustakaan.Di sana-lah mereka melampiaskan hasrat di luar jadual.
Tindakan itu membuat improvisasi luar biasa berani, mereka merapakan pola serangan baru. Yaitu serangan balik saluran belakang. Tidak hanya itu saja, setiap bulan purnama Permaisuri membuat jadual sendiri untuk melakukan hubungan seksualnya di perpustakaan.
Penyimpangan yang terjadi membuat Pangeran tidak tinggal diam. Ia dihantui rasa cemas bahwa mereka benar-benar telah saling jatuh cinta. Akhirnya ia membuat kebijakan untuk sering menugaskan Kepala Pengawal keluar kota, memimpin penyelidikan rencana pembrontakan yang dilakukan para pejabat sipil.
Ia masih curiga terhadap orang kepercayaanya. Saat mereka tidur sekamar, Pangeran telah mengawasinya tanpa ia ketahui. Tanda-tanda itu tampak, Pengawal begitu gelisah malam itu. Pangeran pura-pura tertidur lelap. Kondisi itu disadari oleh Pengawal untuk pergi secara diam-diam karena telah ditunggu oleh Permaisuri di perpustakaan.
Sebenarnya Pengeran tidak tahu tempat yang dituju mereka berdua untuk melakukan hubungan seksual. Malam itu hujan begitu lebat, tanpa keraguan Pangeran ditemani kasim dan pengawal lain mengeledah beberapa ruangan istana yang dicurigai tempat persembunyian mereka melampiaskan hasrat seksual. Pada akhirnya hanya tersisa ruang perpusatakaan yang belum digeledah. Pada saat yang sama gairah liar senggama mereka membuat langkah penggrebekan tidak terdengar. Mereka asyik menikmati sentuhan demi sentuhan seksual ditambah udara dingin hujan lebat membuat meraka semakin bersemangat. Suara kenikmatan itu terdengar begitu keras tanpa menghiraukan keadaan sekeliling. Pangeran dan pengawal-nya terbelalak setelah menyusuri row terujung dari ruangan perpustakaan itu.
Mereka semua menyaksikan adegan yang tidak pantas dilakukan antara Permaisuri dan Pengawal Istana. Pasangan malam itu kaget dan musnah gairah seketika. Tampak jelas pada raut muka Permaisuri meski alat vital Pengawal masih menancap tegas, begitu juga dengan anggota tubuh yang lain saling menindih.
Murka wajah Pangeran diluapkan dengan pukulan ke arah wajah Pengawal itu. Tak luput tamparan menghujam deras ke pipi kemerah-merahan Permaisuri. Kemudian mereka berdua diikat layaknya tahanan. Berapa dialog dan penjelasan antara Pengeran dan Kepala Pengawal. Entah mengapa, tiba-tiba Pangeran memerintahkan untuk memotong alat vital Kepala Pengawal pada pengawal yang mengirinya. Kisah selanjutnya bisa Anda teruskan sendiri dengan memutar sendiri DVD film A Frozen Flower.
Itulah film movie korea pertama yang saya tonton dengan adegan seksual cukup fulgar. Serta yang pertama menonton film seperti itu dengan teman. Biasanya saya menonton film dewasa secara pribadi di kamar. Awal begitu canggung, tapi perlahan terasa biasa saja. Begitu juga teman saya. Sejak saat itu saya merasa belajar menjadi dewasa.(yuyuk)
Maaf dalam penyampaian sinopsis ini terlihat fulgar. Ini berdasarkan rekonstruksi setelah saya menonton film tersebut. Itu merupakan gambaran hal yang baru dan begitu terkejut dan diluar ekspektasi awal rencana menyaksikan film tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)