Jumat, 05 September 2008
Lenteramuda Dampingi Disertasi Mahasiswa Jepang
Yuyuk (kiri), Redaksi Lenteramuda dan Yuki (kiri urutan ke 3) foto bareng bersama Pengurus Masjid Syuhada
Bulan Ramdhan pernuh berkah, insyaallah benar adanya. Hal itu paling tidak dirasakan oleh Redaksi Lenteramuda. Tanpa dinyana, waktu berkunjung ke Masjid Syuhada, eh ada tawaran untuk mendampingi desertasi.
Pertama kita kaget, masyaallah ko bisa kita ditunjuk? Padahal SDM kami tidak cukup mumpuni dalam hal itu. Eh ternyata, kita diminta untuk memambantu salah satu mahasiswa asal Jepang yang akan melakukan riset di Indonesia.
Kebetulan kemaren, Jumat (05/09)pas Redaksi Lenteramuda mewawancarai Pengurus Masjid Syuhada, Yuki (26 th), mahasiswa Negeri Matahari Terbit tersebut berkunjung.
Setelah Pengurus Masjid, Mulyono (28 th) memberitahukan bahwa ada kunjungan mahasiswa Jepang, gayung bersambut kami pun tidak membuang kesempatan untuk ngobrol dan bereksplorasi dengan Yuki. Penguruspun memberikan kesempatan yang cukup leluasa untuk Redaksi Lenteramuda bertemu dengan Yuki di Masjid Syuhada sekitar jam 02.30 siang.
"Mas silakan saja ketemu sama dia dan bicara langsung tentang kunjunganya ke Masjid Syuhada", Mulyono, Pengurus Sekertariat Masjid Syuhada mempersilakan.
Wawancara kami dengan Mulyono seputar perjalanan masjid yang didedikasikan pendiriaannya sebagai monumen sejarah para Syuhada Jogja di Kotabaru selesai, kami segera bergegas menghampiri Yuki, tampak masih muda dan imut banget.
Perasaan kagok dan grogi muncul seiring dengan image orang Jepang. Kebetulan Redaksi kami tidak bisa berbahasa Jepang. Nekat saja dengan asumsi, para Pengurus saja lancar berkomunikasi, yang kedengaran dari jauh, berarti gadis Negeri Sakura itu pasti mengunakan bahasa Indonesia.
"Silakan Mas wawancarai Yuki" kata Pengurus Masjid yang lain.
"Ini wartawan Lenteramuda, ingin wawancara sama Yuki" tambah Pengurus mengijinkan kami kepada Yuki.
Kami asyik berbincang dengan Yuki, walau masih muda ia telah menempuh dan akan segera mendapat gelar Doktor. Luar biasa!
Kekaguman kami tidak berhenti di situ dengan usia mudanya, melainkan perihal penelitiannya. Ia mengambil penelitian yang cukup unik untuk ukuran mahasiswa luar negeri. Ternyata sebagai syarat mendapat gelar tersebut ia meneliti tentang metode pembelajaran Iqro'. Ia memilih Indonesia khususnya Jogja (Masjid Syuhada)sebagai sample penelitiannya karena masjid sebagai sarana pendidikan yang berbasis kerakyatan. Masyarakat secara swdaya membangun pendidikan bagi masyarakat itu sendiri tanpa harus tergantung pada pemerintah.
Di sela-sela wawancara dengan Yuki, kami juga menanyakan persepsi Yuki terhadap Islam di Jogja. "Islam asyik, kaya teman saya ini", ia menjawab sambil terseyum tersipu malu.
Dari situ berkah di bulan Ramadhan itu dapat dirasakan. Redaksi Lenteramuda dalam dua minggu akan menemani Yuki melakukan riset di Jogja. Kita tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Wah ini rejeki, selain mendapat ilmu juga bisa kenalan dan berteman dengan orang Jepang.
Sukses Lenteramuda, Pengurus Masjid Syuhada dan Yuki.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
jepang keren ketimbang korut mending jepang
Posting Komentar